´☆¸.•*``☆`•.,,.•´☆ ´¨`*•.¸☼♥•.¸*• ☼.¸♥.☆`•.,,.• ´☆¸.•*``☆`•.,,.•´☆:)´☆
´¨`*•.¸☼♥•.¸¸.•*✿✿´¨`*• ☼.¸♥.☆`•.,,.• ´☆¸.•*``☆`•.,,.•´☆
´¨`*•.¸☼♥•.¸♥¸.•*´¨`*• ☼.[~NASEHAT PENTING UNTUK KAUM ADAM MAU PUN KAUM
HAWA~] ☆¸.•*``☆`•.,,.•´☆ ´¨`*•.¸☼♥•.¸♥¸.•*`*• ☼.¸♥.☆`•.,,.•
´☆¸.•*``☆`•.,,.•´☆ ´¨`*•.¸☼♥•.Mau nya sih dapet isteri tuh yg
CANTIK,MANIS,BAIK,SOPAN ,SANTUN, juga ANAK TUNGGAL , PEWARIS HARTA
BERLIMPAH,,, jd pas nikah dah menjadi calon kuat penerima harta
warisan,, Hhhehhehehhehee Tapi ITU, bukanlah satu-satunya kriteria bagi
seorang mu'min yang memiliki cita-cita untuk membangun keluarga yang
sakinah, mawaddah wa rahmah. keshalihan sang istri merupakan kriteria
utama dan didambakan seorang lelaki di antara sekian banyak kriteria
yang diinginkannya. Apalah arti istri yang cantik, jika ia tidak taat
kepada sang suami, suka membuatnya jengkel dan sakit hati, tidak
menyenangkan ketika berada di dekatnya, tidak amanah, dan lain
sebagainya. Tentunya keadaan seperti ini dapat membuat sang suami merasa
tak aman dan nyaman berlama-lama di dalam rumah, bahkan boleh jadi
rumah baginya laksana neraka. Beginilah konsekuensi yang akan ditanggung
oleh seorang lelaki, tatkala ia memutuskan kecantikanlah sebagai
kriteria utama dan segalanya dalam memilih partner hidupnya, meskipun ia
tidak memiliki keshalihan. Seorang istri demikianlah yang memiliki
potensi besar untuk tidak patuh kepada seorang suami, menyeleweng, dan
cenderung mengabaikan hak-haknya. Padahal hak seorang suami atas seorang
istri merupakan seagung-agungnya hak setelah hak Allah subhanahu
wata’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Kalau seandainya aku boleh
menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku akan
menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya." (HR. at-Tirmidzi.
Dan ia berkata, "Hasan Shahih."). Maka perlu bagi seorang wanita, baik
yang sudah menjadi seorang istri, maupun yang akan menjadi seorang
istri, untuk berusaha mencari tahu kiat-kiat khusus yang harus
dilaksanakan agar ia menjadi dambaan dan pujaan para suami.
Mudah-mudahan beberapa pesan dan nasehat di bawah ini bisa menjadi
kiat-kiat yang berharga bagi para wanita untuk mewujudkan impiannya,
menjadi idola dan idaman sang suami, serta untuk menggapai kebahagian
yang hakiki dalam mengarungi lautan kehidupan rumah tangga yang penuh
dengan liku-liku ini bersama suami tercinta. Kiat-kiat tersebut di
antaranya adalah:
• Hendaklah seorang istri merasa cukup dan ridha
dengan pemberian yang sedikit dari sang suami. Tidak banyak menuntutnya,
sehingga membuatnya kecewa dan dapat menjerumuskannya untuk mencari
nafkah dengan jalan dan cara yang haram. Sungguh para wanita generasi
Salafush-Shalih, apabila suaminya hendak berangkat dari rumahnya untuk
mencari nafkah, ia berkata kepadanya, "Jauhkanlah (wahai suamiku)
mencari nafkah yang haram. Sesung-guhnya kami mampu bersabar menahan
lapar, akan tetapi kami tidak mampu bersabar menahan panasnya api
neraka!"
• Hendaklah seorang istri menjauhkan diri dari berbuat durhaka
kepada suaminya, meninggikan suara ketika berbicara kepadanya, dan
selalu mengeluhkan tentang suaminya kepada keluarganya. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda kepada seorang wanita, "Bagaimana sikapmu
terhadap suamimu?! Sesungguhnya ia adalah surga dan nerakamu!" (HR.
an-Nasa'i dan Ahmad).
• Hendaklah seorang istri tidak meminta kepada
suaminya seorang pembantu wanita yang masih muda, karena hal itu dapat
menjadi sebab sang suami menceraikannya. Dan karena seorang pembantu
wanita muda lebih berpotensi mengundang fitnah dalam rumah tangga.
Khususnya fitnah bagi sang suami. Tidak sedikit kasus-kasus
perselingkuhan terjadi di dalam rumah tangga antara seorang suami dengan
seorang pembantu wanita muda, karena seringnya komunikasi, saling
memandang dan berdua-duaan, tatkala sang istri tak ada di rumah, dan
lain sebagainya. Kemudian terjadilah perselisihan dan percekcokan antara
suami dan istri yang berakhir pada perceraian. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, "Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalanku
ini bagi para lelaki yang lebih berbahaya, selain para wanita."(Muttafaq
'alaih). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Janganlah
sekali-kali seorang lelaki berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang
wanita melainkan ada mahram bersamanya, lalu seorang lelaki berdiri dan
berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, istriku hendak
keluar menunaikan haji, sedangkan namaku telah terdaftar untuk mengikuti
perang ini dan itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Pulanglah kamu! Dan berhajilah bersama istrimu!". (Muttafaq 'alaih).
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah sekali-kali ia berkhalwat
(berdua-duan) dengan seorang wanita yang tidak ada mahram bersamanya,
maka sungguh ketiganya adalah syetan." (HR. Ahmad, dengan sanad yang
shahih)
• Hendaklah seorang istri mengetahui bahwa hak suami harus lebih
diutamakan dari semua hak kerabat/ keluarganya. Jika mendapatkan
hak-hak yang saling bertabrakan, maka ia harus tetap mengutamakan hak
suami, dan hendaklah ia mengabaikan yang lainnya.
• Hendaklah seorang
istri menjaga harta suaminya, tidak menggunakannya tanpa
sepengetahuannya. Jika ia bersedekah dari hartanya dengan idzinnya, maka
ia mendapatkan pahala seperti pahala suaminya. Jika ia bersedekah tanpa
ridhanya, maka suaminya mendapatkan pahala, sedangkan ia mendapatkan
dosa.
• Hendaklah seorang istri menghindar dari pergaulan dengan para
tetangga yang tidak baik, teman-teman yang buruk perangainya, yang dapat
mempe-ngaruhinya sehingga ia bersikap buruk terhadap suaminya, dan
dapat menjadi sebab terjadinya perselihan antara ia dengannya, serta
dapat merendahkan martabat dan harga diri suami di hadapannya.
•
Hendaklah seorang istri bersikap sabar atas perlakuan suaminya yang
kurang baik. Hendaklah ia bijaksana dalam menyikapinya tatkala sedang
emosi, niscaya suaminya akan memujinya pada waktu ia senang. Dan
hendaklah ia juga mengetahui, bahwa problematika dalam rumah tangga
tidak akan menjadi besar kecuali jika hal itu disikapi dengan keras
kepala dan kesombongan. Maka janganlah ia menghancurkan rumah tangganya
dengan sikap keras kepala dan kesombongan.
• Hendaklah seorang istri
memenuhi panggilan suaminya dalam situasi dan kondisi apa pun. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengajak istrinya ke
tempat tidurnya, lalu ia enggan, maka para malaikat melaknatnya hingga
pagi." (Muttafaq 'alaih)
• Hendaklah seorang istri tidak menyebutkan
atau menceritakan 'sifat'/keistimewaan wanita lain kepada suaminya.
Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang hal tersebut.
Sebagaimana sabda shallallahu ‘alaihi wasallam beliau, "Janganlah
seorang wanita bergaul dengan wanita lain, kemudian ia menceritakan
wanita tersebut kepada suaminya, seakan-akan suaminya melihatnya (wanita
tersebut)."(Muttafaq 'alaih).
• Hendaklah seorang istri mampu menjadi
pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya,
dengan menyuruh mereka berbuat baik, dan melarang mereka dari perbuatan
yang mungkar (tidak baik). Serta tidak meridhai jika ada sesuatu yang
mungkar di rumahnya. Dan hendaklah ia mengerti bahwasanya tidak ada
ketaatan kepada satu makhlukpun dalam maksiat kepada Allah subhanahu
wata’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "…Dan seorang
wanita (Ibu) adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan mem
pertanggungjawabkan atas kepemimpinannya,…”(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Apabila salah seorang
di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mencegahnya
dengan tangannya, dan apabila ia tidak mampu, maka hendaklah ia
mencegahnya dengan lisannya, dan apabila tidak mampu juga, maka
hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim, Abu Daud, an-Nasai, at-Tirmidzi,
Ibnu Majah dan Ahmad). Wallahu a'alam..
☆☆SEMOGA INI SANGAT BERMAANFAAT☆☆
____________habibi habibiku (rr22)__________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar